top of page

Perbedaan Antara Bid dan Offer Saham, Serta Strategi dalam Investasi Saham

Bid dan Offer Saham

Sama seperti komoditas pada umumnya, jual beli saham juga berjalan atas tawar menawar antara penjual dan pembeli. Bedanya adalah, transaksi tawar menawar ini umumnya tidak dilakukan secara langsung, melainkan di menu order book di aplikasi Alpha Investasi.


Dalam menu order book tersebut, Anda setidaknya akan menemukan 4 kolom, yaitu bid lot, bid price (atau bid saja), offer lot dan offer price (atau offer saja). Untuk memahami apa itu bid dan offer saham, Anda bisa membaca artikel berikut ini:


Pengertian Bid


Bid adalah bagian order book yang berisi jumlah harga dan jumlah lembar saham (dalam satuan lot) yang diminta oleh pembeli. Bagian bid terdiri dari 2 kolom, yaitu kolom bid yang berisi data harga permintaan dan kolom bid lot yang berisi data jumlah saham yang diminta.


Biasanya, kolom bid disusun dari harga tertinggi di bagian atas dan harga terendah di bagian bawah. Hal ini karena sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran, pembeli cenderung ingin membeli suatu barang dengan harga serendah mungkin.


Supaya bisa lebih paham, Anda bisa cek contoh berikut:

Bid Lot

Bid

132

5.500

413

5.350

223

5.250

100

5.000

800


Contoh tersebut dapat dibaca sebagai berikut:

  • Ada investor yang bersedia membeli 132 lot saham dengan harga Rp5.500 per lembar.

  • Ada investor yang bersedia membeli 413 lot saham dengan harga Rp5.350 per lembar.

  • Ada investor yang bersedia membeli 223 lot saham dengan harga Rp5.250 per lembar.

  • Ada investor yang bersedia membeli 100  lot saham dengan harga Rp5.000 per lembar.


Pengertian Offer


Kebalikan dari bid, offer saham adalah bagian dari order book yang berisi data penawaran saham. Bagian ini juga terdiri dari dua kolom, yaitu kolom offer lot dan kolom offer. Kolom offer lot adalah kolom yang berisi jumlah saham yang siap dijual dengan harga tertentu, sementara kolom offer berisi data harga penjualan atau penawaran.


Umumnya, kolom offer disusun dari harga terendah ke harga tertinggi.Sebab sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran, penjual cenderung ingin menjual sebuah komoditas dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.


Untuk lebih jelasnya, Anda bisa melihat gambar berikut:

Offer Lot

Offer

150

5.500

412

5.550

450

5.600

132

5.650

1144

 

 

Contoh tersebut dapat dibaca sebagai berikut:

  • Ada 150 lot saham yang ditawarkan atau bisa dibeli dengan harga Rp5.500 per lembar.

  • Ada 412 lot saham yang ditawarkan atau bisa dibeli dengan harga Rp5.550 per lembar.

  • Ada 132 lot saham yang ditawarkan atau bisa dibeli dengan harga Rp5.600 per lembar.

  • Ada 450 lot saham yang ditawarkan atau bisa dibeli dengan harga Rp5.650 per lembar.


Transaksi akan terjadi apabila ada kesesuaian antara harga bid dan harga offer. Pada contoh diatas misalnya, transaksi terjadi pada harga Rp5/500 karena harga permintaan dan penawaran sesuai.


Pentingnya Bid dan Offer Saham


Bid dan offer saham adalah suatu bahan analisa yang penting untuk diperhatikan. Hal ini karena, perbedaan bid dan offer saham dapat mengindikasikan beberapa hal berikut:


1. Potensi perubahan harga


Dalam hukum permintaan dan penawaran, jika jumlah barang yang diminta naik, sementara jumlah barang penawaran tetap, maka harga barang tersebut akan naik. Dalam dunia saham, hal ini berarti jika jumlah lot bid lebih besar dibandingkan dengan jumlah lot offer, maka harga saham tersebut akan berpotensi naik.


Sebaliknya, jika jumlah barang yang diminta lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah barang penawaran, maka harga akan turun. Pada contoh diatas misalnya, total bid lots hanya sebesar 868 lot, sementara jumlah penawarannya mencapai 1.144 lot, maka dapat diperkirakan cepat atau lambat harga saham tersebut mengalami penurunan.


2. Untuk menentukan harga beli dan harga jual saham


Data yang tercantum dalam order book ini dapat Anda gunakan untuk menentukan harga beli saham yang Anda incar dan harga jual saham yang Anda inginkan untuk mendapatkan keuntungan maksimum atau menghindari kerugian (cut loss).


Dari contoh diatas misalnya, karena diperkirakan harga saham akan mengalami penurunan, ada banyak saham yang ditawarkan di harga Rp5.600. Mengetahui hal ini, Anda bisa memasukkan order jual pada harga Rp5.600 untuk menghindari kerugian. Oleh karena itu, tidak heran jika tidak jarang harga suatu saham akan turun tajam setelah melalui jumlah offer lot terbesar pada order book.


3. Untuk menentukan kebijakan pembelian


Dalam jual beli saham maupun instrumen berisiko tinggi lainnya ada istilah market taker dan market maker. Sederhananya, Anda akan menjadi market taker kalau Anda membeli atau menjual saham dengan harga pasar yang berlaku. Biasanya, strategi ini digunakan ketika investor sedang membutuhkan uang, perlu menjual saham miliknya secara cepat atau benar-benar ingin mendapatkan saham terkait (jika menjadi buyer).


Sebaliknya, market maker adalah orang yang memasukkan order jual atau order beli dengan rincian harga sesuai dengan keinginannya. Strategi ini bisa digunakan ketika investor sedang memasang level take profit dan cut loss. Namun kekurangannya, apabila tidak ada harga bid atau offer yang cocok, maka proses penjualan dan pembelian melalui strategi ini akan memakan waktu yang lama sampai terealisasi.


Strategi Bid dan Offer Saham


Hajar Kanan (HAKA) Hajar Kiri (HAKI)


Hajar Kanan (HAKA) terjadi ketika investor atau trader membeli suatu saham dengan harga penawaran berapapun. Disebut dengan Hajar Kanan karena umumnya kolom offer terletak di bagian kanan order book. Misalnya, di bagian atas kolom offer tertera harga Rp7.000, maka tanpa basa basi, pembeli akan melakukan pembelian di harga tersebut demi mendapatkan saham yang mereka inginkan.


Sebaliknya, HAKI atau Hajar Kiri terjadi ketika investor menjual sahamnya dengan bid price paling atas. Dengan strategi ini, Anda bisa menjual saham yang Anda miliki dengan cepat tanpa harus mengantri dengan investor lainnya.


Menggunakan indikator teknis untuk memperkirakan perubahan harga


Meskipun data dalam bid dan offer saham sangat berguna untuk mempredikisi potensi perubahan trend harga, namun data-data dalam order book ini berupa data mentah dan bisa berubah dengan sangat cepat. Oleh sebab itu alih-alih menganalisisnya secara manual, Anda bisa menggunakan indikator teknis, seperti relative strength index (RSI) atau bollinger band untuk memperkirakan apakah saham tersebut lebih banyak yang beli (overbought) atau lebih banyak yang jual (oversold).


Jika Anda tertarik untuk lebih mendalami dunia investasi saham dan memanfaatkan strategi bid dan offer, serta menerapkan analisis teknis untuk memperkirakan perubahan harga, Anda dapat dengan mudah mengakses order book melalui aplikasi Alpha Investasi. Dengan fitur yang komprehensif dan user-friendly, Alpha Investasi memberikan Anda akses langsung ke informasi terkini dalam dunia pasar saham.


Untuk mendapatkan pengalaman investasi yang lebih baik dan memanfaatkan setiap peluang, saya mengajak Anda untuk mengunduh aplikasi Alpha Investasi sekarang. Melalui aplikasi ini, Anda dapat dengan cepat dan mudah melakukan transaksi, memonitor pergerakan harga saham, serta mengakses berbagai analisis pasar yang dapat membantu Anda membuat keputusan investasi yang cerdas.


Jangan lewatkan kesempatan untuk menjadi bagian dari komunitas Alpha Investasi yang dinamis. Segera download aplikasi Alpha Investasi dan daftarkan diri Anda untuk memulai perjalanan investasi yang menguntungkan. Raih potensi keuntungan Anda dalam dunia saham dengan Alpha Investasi.


Subscribe Alpha Edu 

Dapatkan notifikasi update Alpha Edu di email kamu.

Terima kasih sudah join Alpha Edu!

bottom of page