top of page

Saham MYOR: Profil, Harga dan Analisis


Logo Saham MYOR

Tentu Anda sudah tidak asing dengan nama PT Mayora Indah Tbk (Mayora). Perusahaan ini adalah perusahaan yang memproduksi berbagai produk seperti Roma Sari Gandum, Roma Biskuit, Permen Kopiko hingga Beng-Beng. Produk makanan dan minuman yang bervariasi ini menjadikan Mayora sebagai salah satu perusahaan consumer goods terbesar di Indonesia. Mari tinjau lebih lanjut mengenai harga dan prospek saham MYOR.


Profil Saham MYOR


Perusahaan Saham MYOR

PT Mayora Indah Tbk (MYOR) adalah perusahaan makanan dan minuman terkemuka di Indonesia, didirikan pada 17 Februari 1977 oleh Jogi Hendra Atmadja. Perusahaan ini memiliki lima lini produk utama, termasuk biskuit, kembang gula, wafer, coklat, dan makanan kesehatan. Mayora terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 4 Juli 1990, dengan mayoritas saham masih dimiliki oleh keluarga pendiri, sementara publik memiliki 15,69% saham. Perusahaan memiliki enam anak perusahaan penuh, termasuk PT Sinar Pangan Barat dan PT Torabika Eka Semesta, yang memproduksi produk ikonik seperti Mie Oven dan Le Minerale. Selain beroperasi di pasar domestik, Mayora juga berhasil mengekspor produknya ke negara-negara di Asia Tenggara dan membangun pabrik kopi kemasan di Filipina pada tahun 2020.


Mayora, dengan portofolio yang luas, terus mempertahankan posisinya sebagai pemain utama dalam industri makanan dan minuman di Indonesia, dengan fokus pada inovasi produk dan ekspansi pasar internasional.


Harga Saham MYOR Terkini


Harga Saham MYOR

Per 27 Februari tahun 2024, saham MYOR dijual dengan harga Rp2.390/lembar atau Rp239.000/lot. Seperti yang tertera dalam gambar diatas, harga saham ini bukan harga saham MYOR terendah dalam 5 tahun terakhir, namun juga bukan harga tertingginya.


Sepanjang setelah listing pada tahun 1990, harga saham MYOR tertinggi adalah Rp3.050/lembar atau Rp305.000/lot yang terjadi pada Mei 2018. Setelah itu, harga saham FMCG ini cenderung fluktuatif pada level Rp1.500 (saat pandemi) hingga Rp2.800. Meskipun demikian, MYOR secara konsisten menjadi salah satu konstituen indeks IDX80, indeks yang berisi 80 perusahaan dengan nilai kapitalisasi pasar besar, likuiditas bagus dan kondisi fundamental yang baik.


Analisis Fundamental MYOR


Dari sisi keuangan, kinerja PT Mayora Indah Tbk (MYOR) hingga triwulan tiga tahun 2023 menunjukkan tren positif. Pendapatan perusahaan ini naik sebesar 2,99% dari 22,2 triliun rupiah menjadi 22,8 triliun rupiah.


Pada saat yang sama, MYOR berhasil memangkas beban pokok penjualan dari 17,4 triliun menjadi 16,7 triliun rupiah. Maka dari itu, tidak heran jika pada periode Januari-September 2023, laba bersih perusahaan ini naik sebesar 87% dari 1,08 triliun rupiah pada September 2022 menjadi 2,02 triliun rupiah pada September 2023.


Apabila dilihat dari kesehatan keuangannya, kondisi keuangan Mayora juga lebih baik pada September 2023 dibandingkan pada September 2022. Nilai debt to equity ratio perusahaan ini turun dari 0,73 kali menjadi 0,6 kali. Ini artinya, perusahaan ini pada tahun 2023 semakin banyak menggunakan ekuitas untuk membiayai operasionalnya.


Hal yang sama terjadi pada indikator debt to asset ratio (DAR). Nilai DAR Mayora turun dari 41,87% pada tahun 2022 menjadi 40,31%. Hal ini menunjukkan kalau persentase utang dari total keseluruhan aset menurun sebesar 1,5% dari 41,87% menjadi 40,3%. Namun demikian perlu dicatat bahwa selama 2 tahun berturut-turut, liabilitas perusahaan ini didominasi oleh liabilitas jangka pendek dengan jatuh tempo kurang dari 1 tahun.


Prospek Saham Mayora


Lalu bagaimana dengan prospek saham MYOR kedepannya?


  1. Potensi penurunan harga gandum dunia : Harga gandum dunia mengalami penurunan signifikan dari Mei 2022 hingga Februari 2024, dari 1.174 USD per gantang menjadi 559 USD. Ini dapat mengurangi biaya produksi Mayora karena gandum merupakan bahan baku utama untuk produk mereka seperti biskuit dan makanan kesehatan.

  2. Pemilu 2024 : Pemilu 2024 di Indonesia diperkirakan akan menguntungkan perusahaan FMCG seperti Mayora. Dana pemilu yang dialokasikan oleh partai dan paslon dapat meningkatkan daya beli masyarakat, yang kemungkinan besar akan berdampak positif pada penjualan produk FMCG.

  3. Bantuan pemerintah : Pemerintah memberikan berbagai bantuan langsung kepada masyarakat, seperti BLT dan KIP, yang dapat meningkatkan daya beli pada paruh awal tahun 2024. Ini dapat mengarah pada peningkatan pembelian produk FMCG, termasuk produk Mayora.

  4. Inovasi produk : Mayora terus berinovasi dengan merilis produk baru, seperti Mie Oven, Roma Lavita, dan Dark Wonder. Dengan diferensiasi produk ini, Mayora berhasil memperkuat posisinya sebagai pemimpin pasar FMCG di Indonesia.

Selain 4 indikator di atas, investor saham MYOR juga harus memperhatikan indikator lain seperti inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Secara sederhana, inflasi yang terlalu tinggi dapat melemahkan daya beli masyarakat secara umum. Perlu diingat bahwa selain BBM, pada awal tahun 2024 ini harga bahan pokok, seperti beras terus mengalami peningkatan.


Adapun nilai tukar atau kurs mempengaruhi kemampuan perusahaan ini dalam membeli bahan baku yang notabene impor. Apabila nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah, tentu semakin banyak rupiah yang harus dikeluarkan oleh Mayora untuk membeli bahan baku dari luar negeri.


Dapatkan saham MYOR dan saham perusahaan FMCG lainnya di aplikasi Alpha Investasi. Alpha Investasi membuat investasi saham menjadi murah dan mudah!

Subscribe Alpha Edu 

Dapatkan notifikasi update Alpha Edu di email kamu.

Terima kasih sudah join Alpha Edu!

bottom of page