Alpha Investasi | Aplikasi Investasi Saham Terbaik untuk Pemula

Logo Alpha Investasi

Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga Beserta Contohnya

Daftar Isi
Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga

Bahtera rumah tangga adalah institusi yang menggabungkan dua insan yang berbeda, baik dari segi fisik dan biologis, maupun dari segi pendapatan. Berbeda dengan ketika masih lajang, pengeluaran sebuah rumah tangga juga akan semakin besar. Oleh sebab itu, penting bagi kamu yang sudah melepas masa lajang untuk mengatur keuangan rumah tangga kamu. Lalu, bagaimana caranya? Berikut ini Alpha Investasi akan menjabarkan selengkapnya:

1. Buat Rekening Bersama Pasangan

Buka Rekening Bersama Pasangan

Terdapat beberapa tipe pasangan dalam mengatur keuangan rumah tangga secara umum. Pertama, suami bekerja dan istri menerima uang dalam bentuk uang belanja dan uang saku saja. Kedua, suami bekerja dan istri berhak mengelola seluruh pendapatan suami. Ketiga, suami dan istri sama-sama bekerja.

Baik tipe pertama, kedua maupun ketiga membutuhkan satu rekening bank yang bisa diakses baik oleh suami maupun istri. Rekening bersama ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan anak, serta goals bersama. Tujuannya adalah supaya kedua belah pihak bisa melakukan check and balance.

Meskipun demikian, baik suami maupun istri masih memiliki fleksibilitas untuk memiliki rekening pribadinya masing-masing yang tidak diketahui satu sama lain. Khususnya apabila suami dan istri sama-sama bekerja.

Dengan demikian, suami masih mampu membeli rokok, misalnya, dan istri mampu membeli make up sendiri dengan tanpa mengganggu proses pemenuhan kebutuhan bersama.

2. Mengetahui Nominal Pendapatan dan Pengeluaran Pasangan

Suami dan istri sebaiknya saling mengetahui besaran pendapatan dan pengeluaran pasangan secara umum. Mengetahui nominal pendapatan dan pengeluaran bulanan pasangan secara umum dapat membantu untuk menyusun rencana pengeluaran dan potensi tabungan dengan tanpa mengabaikan kebutuhan dan keinginan masing-masing individu.

Perlu kamu ingat bahwasanya, meskipun suami berkewajiban untuk memberi nafkah istri, namun tidak berarti seluruh pendapatan suami bisa dikelola istri. Suami berhak untuk memiliki ruang individu untuk membeli keinginannya sendiri, dengan atau tanpa sepengetahuan istri. Sebelum menikah, sebaiknya kamu dan pasangan membahas mengenai otoritas individu dalam hal keuangan ini.

3. Mencatat Pemasukan dan Pengeluaran yang Menggunakan Rekening Bersama

Cara mengatur keuangan rumah tangga yang selanjutnya adalah dengan mencatat seluruh pemasukan dan pengeluaran yang berpengaruh terhadap sisa saldo di rekening bersama. Termasuk dari pengeluaran tersebut adalah cicilan untuk KPR, biaya program hamil dan lain sebagainya. Adapun pemasukan di sini tidak hanya sebatas gaji bulanan, tetapi juga nilai total aset.

Bagi pasangan yang baru menikah misalnya, salah satu cara mengatur keuangan rumah tangga bagi pasangan yang baru menikah adalah dengan memasukkan seluruh nilai “amplopan” yang diperoleh dari tetangga atau saudara dan menggunakannya secara bijak.

Seperti yang telah disebutkan di atas, cara mengatur keuangan rumah tangga dengan rekening bersama seperti ini memungkinkan pasangan untuk melakukan pengawasan, sehingga ketika akhir bulan telah tiba, kamu dan pasanganmu bisa melakukan evaluasi keuangan bersama. Hasil evaluasi tersebut kemudian dapat digunakan untuk menentukan anggaran keuangan selanjutnya.

4. Menerapkan Metode 50-30-20

Metode 50 30 20

Menerapkan metode 50-30-20 adalah salah satu cara mengatur keuangan rumah tangga agar tidak boros. Apabila dijabarkan, metode ini artinya 50% pendapatan kamu digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, 30% untuk membayar cicilan (termasuk KPR), dan 20% untuk tabungan dan investasi.

Keputusan ekonomi dalam rumah tangga khususnya menyangkut dua komponen yang terakhir harus didiskusikan dengan baik dengan pasangan. Hal ini karena kedua komponen tersebut mau tidak mau akan mempengaruhi kondisi keuangan rumah tangga secara keseluruhan.

Baca juga: Cara Mengatur Keuangan Pribadi yang Mudah dan Tepat

5. Pastikan Keputusan Keuangan Bersama Diambil Setelah Diskusi

Diskusi dan komunikasi adalah salah satu hal fundamental dalam sebuah pernikahan. Untuk mengambil keputusan ekonomi, khususnya yang terkait dengan pengeluaran bersama, harus didiskusikan secara hati-hati, agar dapat mengatur keuangan rumah tangga kedepannya.

Tidak jarang, diskusi yang tidak selesai mengenai hal ini justru akan berdampak buruk bagi sebuah bahtera rumah tangga. Misalnya, seorang suami menggunakan uang pribadinya (dari rekening pribadi) untuk membantu ibu dan adik-adiknya memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Pada dasarnya, keputusan seperti ini memang baik, namun tentu kurang pantas apabila kebutuhan anak dan istri sendiri terpaksa ditelantarkan. Keputusan seperti ini harus didiskusikan dengan baik kepada pasangan masing-masing.

6. Mengkonsumsi Barang dan Jasa Sesuai dengan Kemampuan

Salah satu tantangan menjadi orang dewasa adalah memisahkan mana kebutuhan dan mana keinginan. Dengan jumlah sumber daya (pendapatan dan waktu) yang terbatas, kamu harus memenuhi kebutuhan terlebih dahulu baru keinginan.

Banyak orang dewasa yang mengalami masalah keuangan karena tidak bisa membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan, sehingga pengeluaran mereka lebih dari pendapatannya. Misalnya, pendapatan bulananmu adalah sebesar Rp 12,000,000 per bulan.

Maka, maksimal total utang yang bisa kamu Ambil adalah sebesar Rp 4,000,000, termasuk utang KPR. Permohonan KPR yang kamu ajukan akan ditolak jika bank menemukan total cicilan yang harus kamu bayarkan setiap bulannya lebih dari Rp 4,000,000.

Banyak juga orang tua yang ingin memasukkan anaknya ke sekolah-sekolah elite demi meningkatkan privileged anak tersebut di masa depan dalam hal karir. Hal ini merupakan ide bagus, tapi sebaiknya jangan dipaksakan kalau keuangan kamu tidak cukup. Alih-alih mempersiapkannya secara mendadak, sebaiknya kamu mempersiapkan hal ini dari jauh-jauh hari melalui investasi dan asuransi.

7. Siapkan dengan Investasi dan Asuransi

Siapkan Investasi dan Asuransi

Investasi adalah kegiatan merelakan sumber daya yang dimiliki saat ini untuk keuntungan di masa depan, sementara asuransi adalah produk keuangan yang digunakan untuk berjaga-jaga. Baik asuransi maupun investasi dapat digunakan untuk mempersiapkan pendidikan si kecil sejak jauh-jauh hari.

Jika saat ini kamu belum memiliki anak atau anak kamu baru mau masuk sekolah 5 tahun atau 6 tahun ke depan, maka saham adalah instrumen yang cocok.

Saham juga dapat kamu gunakan untuk mempersiapkan biaya sekolah si kecil ketika mereka beranjak masuk universitas nanti, begitu pula dengan asuransi pendidikan. Lebih lanjut lagi, asuransi tidak hanya asuransi pendidikan, ada juga asuransi kesehatan seperti BPJS. Kesehatan yang dapat kamu siapkan untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu kamu atau anggota keluargamu yang lain mengalami musibah.

Lalu, bagaimana cara berinvestasi atau membeli asuransi padahal pendapatan hanya sebesar Rp 4,000,000 atau bahkan satu juta rupiah saja. Cara mengatur keuangan rumah tangga dengan gaji 5 juta rupiah atau kurang tidak ada bedanya dengan ke-7 cara di atas. Sebab, saat ini baik produk asuransi maupun investasi dapat dibeli hanya dengan Rp 100,000.

Tentunya, spesifikasi asuransi dengan nominal premi tersebut akan berbeda dengan spesifikasi produk asuransi yang memiliki premi lebih mahal.

Begitu pun dengan saham, dengan uang Rp 100.000, kamu memang bisa membeli instrumen keuangan yang satu ini, tetapi jenis saham yang bisa kamu pilih tentunya akan lebih sedikit dibandingkan dengan jenis saham yang bisa dipilih dengan nominal modal yang lebih besar.

Kesimpulannya adalah, cara mengatur keuangan rumah tangga dengan gaji 5 juta atau lebih sama saja. Semuanya tetap perlu diskusi dengan pasangan, menerapkan metode penganggaran yang sesuai dan membuat keputusan ekonomi berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan.

Baca juga: 5 Tips Menabung Sesuai dengan Tujuan yang Diinginkan

Scroll to Top