Daftar Saham Syariah di Indonesia Tahun 2023, Tertarik untuk Investasi?

Salah satu inovasi yang dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah mendirikan pasar modal syariah untuk masyarakat Indonesia.
Pasar modal ini menawarkan berbagai instrumen investasi yang dipilih sesuai dengan hukum syariah.
Salah satunya adalah saham syariah.
Apa Itu Saham Syariah?
Saham syariah adalah saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang bidang jasanya tidak mengandung judi, gharar, tadlis, riba dan berbagai kegiatan bisnis yang dilarang oleh syariah.
Melansir IDX, saham syariah adalah efek berbentuk saham yang tidak betentangan dengan prinsip syariah di Pasar Modal. Definisi saham dalam konteks saham syariah merujuk kepada definisi saham pada umumnya yang diatur dalam undang-undang maupun peraturan OJK lainnya.
Ada dua jenis saham syariah yang diakui di pasar modal Indonesia.
Pertama, saham yang dinyatakan memenuhi kriteria seleksi saham syariah berdasarkan peraturan OJK Nomor 35/POJK.04/2017 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah, kedua adalah saham yang dicatatkan sebagai saham syariah oleh emiten atau perusahan publik syariah berdasarkan peraturan OJK no. 17/POJK.04/2015.
Dengan demikian, saham syariah adalah instrumen investasi yang cocok untuk kamu yang mencari kriteria syariah.
Perusahaan yang mendaftarkan efek syariah diperbolehkan untuk memiliki utang di bank ribawi dan mendapatkan pendapatan bunga.
Hanya saja persentase utang tersebut tidak lebih dari 45% dari total aset dan pendapatan bunga tersebut tidak lebih dari 10% total pendapatan.
Bursa Efek Indonesia telah menyeleksi saham-saham yang sesuai dengan kriteria ini, IDX Islamic menerbitkan berbagai indeks.
Salah satunya adalah Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang berisi seluruh saham syariah di Indonesia.
Per Maret 2023, Indeks Saham Syariah Indonesia berisi 527 saham.
Tujuh diantaranya akan dibahas sebagai berikut.
Daftar Saham Syariah

Berikut ini contoh daftar saham syariah di Indonesia menurut ISSI untuk tahun 2023:
1. Bank Syariah Indonesia (BRIS)
Bank Syariah Indonesia (BRIS) adalah Bank BUMN yang berdiri dari hasil merger antara 3 bank syariah yang sebelumnya dimiliki oleh BNI, BRI dan Mandiri.
Merger ini terjadi pada tahun 2021 dan pada tanggal itulah perusahaan dengan kode BRIS ini didirikan.
Sepanjang tahun 2022, tercatat harga saham perusahaan ini menurun lebih dari 8% dari Rp1.665 per lembar menjadi Rp1.550 per lembar.
Hal ini seiring dengan penurunan laba setelah pajak perusahaan pada triwulan ke-4 tahun 2022.
Pada Desember 2021, perusahaan ini dan anak usahanya membukukan laba hingga 394 miliar rupiah, namun pada Desember 2022, BRIS menunjukkan kerugian hingga lebih dari 2 triliun rupiah.
Baca juga: Profil & Harga Saham BRIS (Bank Syariah Indonesia)
2. Indofood Sukses Makmur (INDF)
Masyarakat Indonesia tentu sudah tidak asing dengan perusahaan milik Salim Group yang satu ini.
Perusahaan ini memproduksi banyak kebutuhan sehari-hari masyarakat, seperti Indomie, Bogasari dan masih banyak lainnya.
Tidak hanya masuk ke dalam Indeks Saham Syariah Indonesia, INDF juga merupakan salah satu saham blue chip di negeri ini.
Sempat mengalami kenaikan pada paruh awal tahun 2022, harga saham INDF pelan-pelan mengalami penurunan sejak paruh awal tahun 2022. Per 15 Maret 2023, saham ini dijual dengan harga 6.125 per lembar atau lebih tinggi 1,24% saja dibandingkan dengan harga sahamnya pada Maret tahun lalu.
Dilihat dari segi laba, laba bersih perusahaan ini mengalami penurunan dari 8 triliu pada September 2021 ke 6 triliun rupiah pada September 2022.
Namun, dilihat dari segi laba komprehensifnya (setelah memasukkan perubahan kurs dan setoran anak perusahaan), laba perusahaan ini naik sedikit dari 8,05 triliun rupiah menjadi 8,126 triliun rupiah.
3. Semen Indonesia (SMGR)
Rekomendasi saham syariah yang selanjutnya adalah PT.Semen Indonesia (SMGR), perusahaan induk Semen Gresik, Semen Padang dan Semen Tonasa.
Sama seperti Indofood, saham perusahaan BUMN ini menunjukkan trend kenaikan pada paruh awal tahun 2022 sebelum akhirnya mengalami penurunan perlahan pada paruh kedua tahun 2022.
Namun demikian, penurunan harga saham ini berbeda dengan kinerja keuangan perusahaan tersebut.
SMGR mencatatkan laba bersih sebesar Rp 2,36 triliun sepanjang tahun 2022. Keuntungan SMGR meningkat 15,68% dibandingkan tahun 2021 yaitu Rp 2,04 triliun.
4. Indah Kiat Pulp and Paper (INKP)
Indah Kiat Pulp and Paper (INKP) adalah perusahaan yang memproduksi berbagai produk olahan bubur kayu, seperti kertas, kardus, karton dan masih banyak lainnya.
Perusahaan anggota Sinarmas Group ini memiliki pabrik yang tersebar di Perawang (Riau), Serang dan Tangerang Banten.
Sepanjang tahun 2022 hingga awal tahun 2023 ini, harga saham INKP relatif fluktuatif dari Rp7.300 sampai Rp8.400 per lembar.
Namun demikian, dari segi keuangan, bisnis perusahaan ini menunjukkan performa yang cukup baik.
Menurut laporan keuangan tahunan perusahaan ini, laba bersih PT Indah Kiat Pulp and Paper meningkat dari Rp7,52 triliun pada tahun 2021 menjadi Rp13,45 pada tahun 2022.
5. Aneka Tambang Tbk (ANTM)
Nama Antam sudah tentu tidak asing di telinga masyarakat Indonesia.
Perusahaan yang sudah ada sejak zaman kolonial Hindia Belkamu ini memang terkenal sebagai salah satu perusahaan tambang emas di Indonesia.
Namun demikian, kini Antam tidak hanya seputar emas, tetapi juga menambang bauksit, nikel dan tembaga.
Sepanjang Januari-September 2022, perusahaan ini mencatatkan kinerja keuangan yang cukup baik. Seiring dengan kenaikan pendapatan ini, laba komprehensifnya juga meningkat dari Rp1,7 triliun menjadi Rp2,6 triliun.
6. Kalbe Farma (KLBF)
Kalbe Farma adalah salah satu perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1966 oleh Dr. Boenyamin Setiawan dan 5 orang kawannya.
Hingga saat ini, Kalbe menjadi perusahaan farmasi terbesar di Asia Tenggara yang telah terdaftar di Bursa Efek.
Beberapa merek obat-obatan yang terkenal dari perusahaan ini antara lain Promag, Mixagrip, Komix, Prenagen dan Extra Joss.
Berkebalikan dengan beberapa saham di atas, sepanjang paruh awal tahun 2022, harga saham KLBF cenderung stabil atau bahkan sideways.
Baru pada paruh kedua tahun tersebut, harga saham ini perlahan-lahan menunjukkan peningkatan.
Per 27 Maret 2023 saham KLBF dijual dengan harga Rp2.100 per lembar.
Baca juga: Cara Beli Saham yang Mudah dan Benar
7. Unilever Indonesia (UNVR)
Perusahaan populer lain yang masuk ke dalam daftar saham syariah di Indonesia adalah Unilever Indonesia (UNVR).
Perusahaan yang memproduksi berbagai kebutuhan sehari-hari, seperti Pepsodent, Lifebuoy dan lain sebagainya ini menunjukkan sedikit penurunan laba pada tahun 2022 apabila dibandingkan dengan labanya pada tahun 2021.
Menurut laporan keuangan tahunan perusahaan ini, penjualan barang dagang UNVR menunjukkan kenaikan dari 39 triliun rupiah menjadi 41 triliun rupiah.
Namun demikian, kenaikan penjualan ini juga diikuti dengan kenaikan Harga Pokok Penjualan dari 19 triliun rupiah menjadi Rp22 triliun.
Laba komprehensif perusahaan ini menurun dari Rp8,7 triliun pada tahun 2021 menjadi Rp8,1 triliun pada tahun 2022.
Seiring dengan penurunan pendapatan dan laba ini, harga saham perusahaan asal Belkamu ini juga menunjukkan penurunan pada paruh kedua tahun 2022 hingga saat ini.
Sejak Juli 2022- Maret 2023, harga saham UNVR turun 690 rupiah dari 4.830 per lembar menjadi 4.140 per lembar.
Perlu digarisbawahi, bahwa daftar di atas merupakan contoh saham syariah dan bukanlah rekomendasi untuk jual-beli saham syariah.
Untuk daftar lengkap saham syariah lainnya, kamu dapat melihat link daftar saham syariah 2023.
Pilih kode indeks ISSI, tahun 2023. Lalu klik unduh (seperti gambar di bawah).

Atau kamu juga bisa langsung unduh Daftar Saham Syariah berikut ini.
Per data 8 Maret 2023, total ada 527 emiten saham syariah.
Memilih saham syariah tidak hanya soal bagaimana kamu bisa mendapatkan keuntungan dari saham tersebut, tetapi juga mengenai bagaimana kinerja saham tersebut sesuai dengan hukum syariah.
Baca juga: Cara Investasi Saham untuk Pemula